PAPER
STRATEGI
BLUSUKAN JOKOWI BEBAS HAMBATAN
Disusun untuk memenuhi tugasUAS
SOSIOLOGI
POLITIK
oleh :
Nama
: Khoirotun
Nikmah
NIM
: 120521100018
Kelas : A
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
Setelah terpilih sebagai
Gubernur DKI Jakarta, popularitas Jokowi melejit berkat rekam jejaknya yang
baik dan pendekatannya yang membumi dan pragmatis, seperti yang ditunjukkan
melalui program "blusukan" untuk memeriksa keadaan di lapangan secara
langsung. Akibatnya, Jokowi merajai survei-survei calon presiden dan
menyingkirkan kandidat lainnya, sehingga muncul wacana untuk menjadikannya
calon presiden. Namun, selama berbulan-bulan wacana tersebut menjadi tidak
pasti karena pencalonan Jokowi di PDIP harus disetujui oleh Ketua Umum PDIPMegawati Soekarnoputri, dan beliau menegaskan baru akan
menentukan calon setelah pemilihan umum
legislatif pada bulan
April.
Lima hari setelah
deklarasi Jokowi menjadi capres, pada tanggal 19 Maret2014 Joko Widodo digugat oleh Tim Advokasi
Jakarta Baru di Pengadilan NegeriJakarta Pusat.
Ia dinilai melanggar hukum perdata karena meninggalkan jabatannya
sebagai gubernur sebelum merealisasikan janji-janjinya untuk melaksanakan
program kerakyatan. Namun, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengkonfirmasi
bahwa pencapresan Jokowi tidaklah melanggar hukum.Ia berhak maju dan akan
dengan mudah mendapat izin dari Presiden tanpa harus mengundurkan diri karena
sudah diatur dalam Undang Undang No 47 Tahun 2008 mengenai Pemilihan Presiden
dan Wakil Presiden. Seorang kepala daerah yang hendak maju dalam Pemilihan
Presiden harus mengajukan surat permintaan izin kepada Presiden dan Gamawan
Fauzi tidak merasa memiliki alasan untuk menghalanginya.
Hal ini menjadi peluang pertama Jokowi maju di kursi capres 2014.
Popularitas Jokowi tidak lain
dikarenakanoleh gaya kepemimpinan beliau pada saat menjabat sebagai gubernur
Jakarta, Jokowi dikenal akan gaya kepemimpinannya yang pragmatis dan membumi.
Ia seringkali melakukan "blusukan" atau turun langsung ke lapangan
untuk melihat langsung permasalahan yang ada dan mencari solusi yang tepat.
"Blusukan" juga dilakukan untuk menemui langsung warga dan mendengar
keluh kesah mereka.Gaya yang unik ini dijuluki The New York Times sebagai "demokrasi jalanan".
Jokowi juga dianggap unik dari pemimpin lainnya karena tidak sungkan untuk
bertanya langsung kepada warga dan mendekati mereka bila akan melancarkan suatu
program.
Gaya kampanye yang beliau terapkan
juga mampu menarik banyak minat warga, dengan menampilkan sosok yang sederhana
dengan memakai baju kotak-kotak mencerminkan pribadi yang rendah diri dan
sederhana. Adanya gaya kepemimpinan dan kampanye ini menjadi bentuk pencitraan
yang dapat menjadi pembaharuan pada masyarakat Indonesia, sehingga dengan
pencitraan tersebut jokowi memiliki banyak peluang untuk merebut kursi menjadi
capres 20014 bergadengan dengan Jusuf kalla. Keteraturan dan kesempatan bebas
hambatan inilah yang menjadi alasan penulisan paper oleh peneliti.
Rumusan maslah
Dari latar belakang di atas dapat ditemukan permasalah masalah yang
diangkat dalam penulisan paper kali ini yaitu
bagaiaman manfaat pencitraan yang dibangun Jokowi dengan gaya Blusukkannya
menjadi peluang untuk melangkah ke kursi presiden 2014?
b.
Permasalahan yang
Diangkat
Agar memudahkan penulis dalam menganalisis, maka perlu disertakan
permaslahan yang baru – baru ini terjadi seputar strategi kampanye Jokowi-JK.Hal
ini seperti yang dikupas pada berita Kompas.com, minggu 15 Juni 2014.
JAKARTA, KOMPAS.com —
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan bakal mengusung strategi kampanye yang
langsung turun ke lapangan untuk berinteraksi dengan rakyat, yang banyak
diistilahkan dengan ”blusukan”. Cara ini dipandang efektif untuk menghadirkan
ikatan emosional dengan rakyat.Dengan blusukan, diharapkan rakyat akan
memberikan dukungan untuk memenangi Pemilihan Umum 2014.
”Cara blusukan ini lebih efektif ketimbang pawai hura-hura atau rapat akbar
yang, selain biayanya terlalu besar, belum tentu juga tepat sasaran,” kata
Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI-P TB Hasanuddin di Jakarta, Kamis
(5/9).
Model kampanye yang
langsung terjun ke masyarakat ini, menurut dia, memiliki nilai lebih dalam menyentuh
hati rakyat.Ia mengatakan, solusi dan konsep yang ditawarkan PDI-P dalam
menjawab persoalan bangsa, seperti konsep ekonomi kerakyatan serta bagaimana
mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara, diharapkan juga lebih dipahami
rakyat dengan cara itu.
Model
blusukan ini sejatinya lazim dilakukan anggota legislatif yang mendatangi konstituennya
pada masa reses.Namun, istilah ”blusukan” mulai dikenal mengemuka di publik
saat kader PDI-P, Joko Widodo, berkampanye ketika maju dalam pemilihan gubernur
DKI Jakarta.
Istilah ini makin menjadi
lekat dalam citra Jokowi karena setelah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta,
ia justru lebih sering blusukan. Ritme seperti ini sudah dilakukannya sejak
menjadi Wali Kota Solo.
”Strategi pemenangan akan
berbasis TPS (tempat pemungutan suara) dan akan dikelola PAC (pengurus anak
cabang) dan DPC (dewan pimpinan cabang). Jadi, persiapan terpenting adalah
bagaimana struktur partai, caleg, tokoh, dan kader panutan partai dapat
menyampaikan program PDI-P mendatang,” katanya.
Di luar strategi itu,
kader PDI-P yang berkiprah di eksekutif ataupun legislatif juga diwajibkan
untuk menunjukkan kinerja yang baik dan keberpihakan kepada rakyat.Mereka juga
harus bersih dari kasus korupsi, narkoba, dan tindakan maksiat.Dengan langkah
nyata itu, diharapkan rakyat makin bersimpati kepada PDI-P.Pemetaan wilayah.Penyusunan
strategi pemenangan pemilu kali ini juga mengadopsi metodologi ilmiah dalam
memetakan basis suara dan kelemahan partai di setiap wilayah. Menurut Hasanuddin,
pemetaan didasarkan pada hasil pemilu, pilkada, serta survey. ”Dari situ juga
dicari tahu mengapa di suatu wilayah itu kami lemah hingga akhirnya diperoleh
solusi mengenai apayang harus dilakukan untuk meraih simpati rakyat di sana,”
kata Hasanuddin.
BAB II
TEORI SOSIOLOGI POLITIK YANG DIPAKAI MEMBAHAS
Teori Struktur
Fungsional AGIL- Talcott
Parsons
Fungsionalisme Strutural adalah salah
satu paham atau prespektif di dalam sosiologiii yang memandang masyarakat
sebagai satu sisitem yang terdiri dari bagian - bagian yang saling berhungungan
satu sama lain dan bagian yang satu yidak dapat berfungsi tanpa ada hungungan
dengan bagian yang lain. Kemudian perubahan yang terjadi pada salah satu bagian
akan menyebabkan ketidak-seimbangan dan pada gilirannya akan menciptakan perubahan
pada bagian yang lain.(Bernard Raho,2007;47)
Secara sederhana, fungsionalisme struktural
adalah sebuah teori yang pemahamannya tentang masyarakat didasarkan pada model
sistem organik dalam ilmu biologi.Artinya, fungsionalisme melihat masyarakat
sebagai sebuah sistem dari beberapa bagian yang saling berhubungan satu dengan
lainnya.Satu bagian tidak bisa dipahami terpisah dari keseluruhan.Dengan
demikian, dalam perspektif fungsionalisme ada beberapa persyaratan atau
kebutuhan fungsional yang harus dipenuhi agar sebuah sistem sosial bisa
bertahan. Parsons kemudian mengembangkan apa yang dikenal sebagai
imperatif-imperatif fungsional agar sebuah sistem bisa bertahan.
Imperatif-imperatif tersebut adalah Adaptasi, Pencapaian Tujuan, Integrasi, dan
Latensi atau yang biasa disingkat AGIL (Adaptation, Goal attainment,
Integration, Latency).
1. Adaptation : fungsi yang dimiliki oleh sebuah sistem untuk menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan dari sistem tersebut.
2. Goal Attainment : fungsi yang dimiliki sebuah sistem untuk dapat mendefinisikan dan
mencapai tujuannya.
3.
Integration : fungsi yang dimiliki oleh sistem
dalam rangka mengatur hubungan bagian-bagian dalam komponen sistem tersebut dan
aktor-aktor didalamnya. Fungsi ini juga berperan dalam mengelola hubungan
ketiga fungsi lainnya dalam skema AGIL.
4.
Latency : fungsi yang dimiliki suatu sistem
untuk memperlengkapi, memelihara dan memperbaiki, pada tingkat individu maupun
pola-pola kultural.
BAB III
PEMBAHASAN
Subsistem ini mengambil bentuk lembaga
institusi partai politik yaitu Partai Demokrat Indonesia Perjuangan atau PDI-P
yang menanungi Jokowi sebagai calon presiden yang diresmikan oleh Megawati
Soekarno Putri, memiliki gandengan cawapres Jusuf Kalla yang dinaungi oleh
partai Golongan karya (Golkar). Persons mengklaim bahwa keempat unsur AGIL
harus ada di dalam masyarakat atau subsistem jika masyarakat itu mau bertahan
dalam waktu yang cukup panjang. Keempat
unsur itu ialah :
Ø Adaptation
Fungsi yang dimiliki oleh
sebuah sistem yaitu PDI-P untuk penyesuaian diri dengan lingkungan dan untuk
memenuhi kebutuhan dari sistem tersebut. Dalam hal ini yaitu penyesuaian yang
dilakukan jokowi berupa Blusukkan sebagai strategi dan gaya kepemimpinan maupun
gaya kampanye. Penyesuaian yang dilakukan ini sebagai bentuk pemahaman terhadap
karakter bangsa Indonesia yang ingin memiliki pemimpin yang merakyat dan
memahamami hati rakyat. Dengan terjun langsung ke pasar, lokasi bencana dan
tempat-tempat lain, memberikan efek terhadap tingginya simpati masyarakat karena
Jokowi mencerminkan sosok yang sederhana dan bertanggung jawab serta mau
berbaur dengan siapapun tanpa memandang kaya atau miskin. sehingga hal ini menjadi strategi andalan
Jokowi untuk merebut hati rakyat, bahkan untuk menyambut bulan Ramadhan beliau
berancana mengadakan buka puasa bersama dan bagi-bagi takji. Bentuk adaptasi
yang dilakukan Jokowi ini dapat memenuhi kebutuhan baik sisitem maupun
lingkungan. Strategi ini dinilai efektif sebagai peluang meraih kursi kekuasaan
menjadi presiden 2014.
Ø Goal Attainment
Fungsi yang dimiliki sebuah
sistem untuk dapat mendefinisikan dan mencapai tujuannya. Misalnya pada hal
ini, secara universal, Partai Demokrat Indonesia-Perjuangan tentunya dibentuk
karena ada tujuan yang ingin diraih, salah satunya menduduki kursi presiden
tahun mendatang, dengan adanya tujuan tersebut terpilihlah Jokowi secara resmi
sebagai calon Presiden dari PDI-P bergabdebgab dengan JK. Dilihat secara
personal, Jokowi pun pasti memiliki kepentingan pribadi yang ingin beliau
capai, dengan pencitraan yang menjadi trend itu dapat dijadikan peluang
menyingkirkan lawan dari kursi presiden.Goal Attainment merupakan hal pentik
untuk menentukan arah jalannya PDI-P. Bila dalam kelompok tersebut tidak dapat
menentukan tujuannya maka kelompok tersebut tidak akan dapat menjalankan
fungsinya, tujuan yang ingin dicapai dalam hal ini sangat jelas yaitu merebut
kursi kekuasaan presiden tahun mendatang.
Ø Integration
Fungsi yang dimiliki oleh
sistem dalam rangka mengatur hubungan bagian-bagian dalam komponen sistem
tersebut dan aktor-aktor didalamnya. Fungsi ini juga berperan dalam mengelola
hubungan ketiga fungsi lainnya dalam skema AGIL. Misalnya saja pada partai
politik PDIP,
partai ini mempunyai integrasi yang cukup kuat yang tertuang pada visi dan misi antara partai PDIP dan Golkar. maka
terjadilah solidaritas dan persamamaan
ideologi yang membuat komponen-komponen dalam sistem
partai tersebut menjadi lebih
menyatu dan terintegritas tinggi. Merekan tetap dapat
menjalankan sistemnya dan mencapai suatu keseimbangan, sebagai bukti terjadi integritas dari koalisi partai dalam memperebutkan kekuasaan yang sah dalam pencalonan capres dan cawapres. Dengan adanya integritas maka akan
mengfungsikan ketiga unsur lainnya, baik adaptasi, pencapaian tujuan maupun
latensi.
Ø Latency
Fungsi yang dimiliki suatu
sistem untuk memperlengkapi, memelihara dan memperbaiki, pada tingkat individu
maupun pola-pola kultural. Hal ini
sebagaiama yang dicerminkan pada penampilan jokowi yang memiliki pakaian khas
kotak-kotak. Memilih baju kotak – kotak sebagai cirri khas Jokowi member
makna bahwa beliau adalah sosok yang sederhana, dinamis dan memahami hati
rakyat.Selain itu symbol bendera
partai PDIP juga merupakan bagaian dari pelengkap sisitem untuk menunjukkan identitas. Pemeliharaan
dapat dilakukan dengan memeberikan pola – pola budaya baru dan symbol yang akan
menjadi daya tarik dan peluang untuk mendapatkan banayak suara pada pilpres 9
juli 2014 mendatang, dengan adanya strategi blusukkan akan memiliki citra
sebagai perbaikan pola individu dalam memimpin yang gerak secara langsung dan
tidak hanya diuduk manis di kursi istana negara.
Bila dalam PDIP dan Golkar tidak memiliki budaya organisasi untuk memelihara kinerja yang baik, maka kinerja
pada partai politik tersebut akan tidak stabil dan akan menghasilkan hasil yang tidak stabil
pula bagi kedua koalisi partai
tersebut.
Berdasarkan skema AGIL di atas,
dapat disimpulkan bahwa klasifikasi fungsi sistem adalah sebagai Pemeliharaan
Pola (sebagai alat internal), integrasi (sebagai hasil internal),
Pencapaian Tujuan (sebagai hasil eksternal), Adaptasi (alat eksternal).Adapun
komponen dari sistem secara general (umum) dari suatu aksi adalah: Keturunan
& Lingkungan yang merupakan kondisi akhir dari suatu aksi, Maksud &
Tujuan, Nilai Akhir, dan hubungan antara elemen dengan faktor
normatif.
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan
Strategi blusukan
Jokowi merupakan strategi kepemimpinan dan kampanye yang dianggap efektif untuk
merebut hari rakyat. Popularitas yang dibangun saat menjabat menjadi gubernur
Jakarta memberikan daya tarik bagi ketua umum Partai Dimokrat Indonesia –
Perjuangan. Strategi Blusukan dan baju kotak – kotak ini menjadi pencitraan
yang bagus di mata masyarakat karena menggambarkan sosok yang bertanggung
jawab, sederhana dan memahami hati rakyat.
Banyak warga yang mendorong agar terwujudnya Jokowi-JK menjadi capres
dan cawapres periode selanjutnya. Koalisi PDIP dengan Golkar merupakan pilihan
yang tepat untuk berkompetisi memenangkan kursi presiden, kedua sosok yang
sangat berkompeten, berpengalaman dan sederhana berasal dari rakyat dan lebih
mengerti hati rakyat, tentunya didorong oleh
pencitraan Blusukkan yang menjadikan Jokowi-JK bersaing dengan bebas
hambatan.
SARAN
pemilihan presiden 2014 tinggal menghitung hari, jadilah pemilih yang cerdas untuk menentukan pemimpin yang sesuai harapan rakyat, gunakan rasional atas integritas dan kualitas. semoga 9 juli mendatang mengantarkan kita menuju Indonesia emas. 5 menit utnuk 5 tahun.
selamat menjalankan pesta demokrasi !!!
DAFTAR PUSTAKA
http://nasional.kompas.com/read/2013/09/06/1017351/Strategi.Blusukan.Jadi.Andalan.PDI-P
Raho Bernard.2007. Teori Sosisologi
Modern. Jakarta: Prestasi Pustaka