Selasa, 17 Desember 2013

Seulas  tentang kelurahan  Tambak Wedi  kec.Kenjeran kota  Surabaya ( Study penelitian di Kenjeran)



Tradisi merupakan gambaran dan kebiasaan sikap perilaku manusia yang telah berproses dalam waktu lama yang dilaksanakan secara turun temurun dari nenek moyang kita. Tradisi dipengaruhi oleh kecenderungan untuk berbuat sesuatu dan mengulang sesuatu hingga menjadi kebiasaan, dari kebiasaan tersebut terbentuk suatu kelompok yang akhirnya menjadi kebudayaan di masyarakat itu sendiri. Kebudayaan berasal dari kata culture (bahasa belanda) = culture (bahasa inggris) berasal dari kata latin “corele” yang berarti mengolah, mengerjakan, menyebutkan dan mengembangkan. Dari segi arti ini berkembanglah dari kultur sebagai “segala daya aktifitas manusia untuk memngolah dan mengubah suatu yang ada di alam”. Dilihat dari sudut bahasa indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa sanksakerta “buddhaya” yang bentuk jamak dari budi yang berarti akal. Pendapat lain mengatakan, bahwa “budaya” adalah suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya, yang berarti daya dari budi, karena itu mereka membedakan antara budaya dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta karsa dan rasa, dan kebudayaan hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut.(Widago,2003:18)

Adanya tradisi keagamaan sebagai bentuk keyakinan manusia terhadap sesuatu yang bersifat adikodrati (superanaural) ternyata akan menyertai manusia dalam ruang lingkup kehidupan yang luas. Agama memiliki nilai-nilai bagi kehidupan manusia sebagai orang perorang atau hubungannya dalam masrakat. Selain itu agama juga memberi dampak bagi kehidupan sehari-sehari. Dengan demikian secara psokologis agama dapat berfungsi sebagai motif intrinsic (dalam diri) yang berguna di antaranya untuk terapi mental dan ekstrinsik (luar diri) dalam rangka menangkis bahaya negative arus global. Dan motif yang didorong keyakinan beragama di nilai memiliki kekuatan yang mengagumkan dan sulit di tandingi oleh keyakinan non agama. Sedangkan budaya keagamaan yang terdapat  di tambak wedi masih terdiri dari banyak kegiatan, baik itu rutinan mingguan, bulanan dan tahunan.

Keyakinan yang telah dianut Masyarakat Tambak Wedi sejak dahulu hampir 90% memeluk agama islam. Kelurahan Tambak wedi merupakan salah satu kelurahan yang ada di kecamatan Kenjeran yang terdiri dari : Kelurahan Tambak Wedi, Kelurahan Tanah Kali kedinding, Kelurahan Bulak Banteng dan Kelurahan Sidotopo wetan. Mayoritas penduduk di kecamatan kenjeran beragama Islam karena terdapat Pondok Pesantren Al-Fitrah di Kedinding Lor.Penduduk di kecamatan Kenjeran Mayoritas Suku Jawa dan Madura karena di daerah Bulak Banteng dan Tambak Wedi Memakai Logat Madura. Di Sebelah Utara Kecamatan Kenjeran Terdapat Jembatan SURAMADU Yang Menghubungkan Surabaya Dan Madura yang terletak di kelurahan Tambak Wedi,Kecamatan Kenjeran Di Sisi Surabaya.
Kelurahan Tambak Wedi,Kecamatan Kenjeran terdiri dari 4 RW dan 46 RT. Dengan jumlah penduduk sekitar 44,762 Jiwa dengan rincian penduduk laki-laki  21,626 jiwa dan penduduk perempuan 23,136 jiwa dan sekitar 13,348 KK. Dari setiap RW terdapat perbedaan mata pencaharian yang mencolok, antara lain RW1 dan 2 masyarakat dominan bermata pencaharian sebagai nelayan tradisional, sedangkan RW 3 dan 4 dominan dihuni oleh penduduk pendatang yang bermata pencaharian sebagai PNS, karyawan pabrik, pedagang dll. Hampir 30% penduduk berada di kondisi menengah ke bawah.
Ditengah gerak perubahan zaman yang menyentuh semua aspek kehidupan, kadar keyakinan masyarakat terhadap nilai-nilai agama memudar, bergeser menuju arah semi beriman. Perubahan sosial yang terjadi tergantung dari masing-masing individu, ada yang merespon negatif dan ada juga yang merespon positif. Pada masyarakat tradisional atau masyarakat desa, umumnya unsur budaya yang membawa perubahan
sosial budaya dan mudah diterima masyarakat apabila unsur kebudayaan tersebut membawa manfaat yang besar bagi masyarakat.
Tradisi agama merupakan pedoman bagi masyarakat, maka dalam masyarakat pemeluk agama perangkat-perangakat yang berlaku umum dan menyeluruh sebagai norma-norma dan nilai – nilai kehidupan akan cenderung meningkatkan integritas dan solidaritas masyarakat.
Dengan adanya tradisi keagamaan akan mempengarui tentang  perilaku seseorang/kelompok dalam menjalani kehidupan  sehari-harinya, termasuk dalam hal hubungan solidaritas masyarakat. Sehingga bagaimana suatu kegiatan keagamaan dapat meningkatkan solidaritas sosial masyarakat, menjadi fokus kajian penelitian oleh peneliti.
Dengan demikian, hubungan antara tradisi keagamaan dengan solidaritas terjalin sebagai hubungan timbal balik. Makin kuat tradisi keagamaan dalam suatu masyarakat akan makin terlihat peran yang dominan pengaruhnya dalam kebudayaan. Sebaliknya makin sekulernya suatu masyarakat maka pengaruh tradisi keagamaan dalam kehidupan masyarakat akan memudar.